IP Multicast adalah teknik
pengiriman data dari sebuah host ke beberapa host tujuan sekaligus (namun tidak
untuk keseluruhan host pada jaringan). Kalau teknik pengiriman data yang biasa
adalah teknik unicast (satu pengirim...ke satu tujuan). Selain itu adalah
istilah broadcast (satu pengirim ke seluruhhhh...penghuni jaringan).
Pada Unicast host pengirim akan menggunakan IP Address
yang valid dari kelas A, B, dan C sebagai IP Address tujuan (destination IP
Address),
terkadang juga menggunakan MAC Address yang valid
sebagai Destination Address.
Pada Broadcast host pengirim akan menggunakan IP
Address broadcast (yang tidak valid) sebagai alamat tujuan (biasanya nilainya
adalah 255.255.255.255). Kalau pakai teknik subnetting nilai itu akan sangat
bervariasi. Terkadang menggunakan alamat broadcast layer 2 yaitu
FF:FF:FF:FF:FF:FF.
Untuk Unicast, host pengirim dan host tujuan akan
menggunakan IP Address kelas D atau yang sering disebut IP Multicast.
Disini baik pengirim dan tujuan akan masuk kedalam
sebuah group IP Address, sehingga host pengirim akan mengetahui siapa2 saja
yang membutuhkan datanya. (tentu yang dikirimi adalah host2 yang satu
group....satu penggunakan IP Multicast).
Misalnya bila ada beberapa host yang menggunakan
224.0.0.2, maka paket hanya akan dikirimkan pada host yang menggunakan IP
tersebut.
Untuk keperluan multicast IP Address tidak bisa bebas
kita gunakan (sebebas menggunakan IP Address kelas A, B, dan C).
IP Multicast sudah "dibooking" untuk
keperluan-keperluan tertentu. Daftar "bookingan" IP Multicast dapat
dilihat pada link berikut :
http://www.iana.org/assignments/multicast-addresses
Bila dihubungkan dengan pertanyaan sdri....router2
akan menggunakan IP Multicast 224.0.0.5 untuk melakukan update dalam protocol
OSPF, router yang menggunakan IP 224.0.0.5 saja yang akan menerima update,
karena di OSPF dikenal boundary update (updating hanya diberikan kepada router2
yang membutuhkan)
Sedangkan 224.0.0.6 akan digunakan oleh sekelompok
router yang akan melakukan pemilihan designated router.
Alamat IP Multicast (Multicast
IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan
satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memilikialamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan
diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamatkelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamatkelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255.
Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0
hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan
oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal. Daftar alamatmulticast yang
ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA
IP multicast
bekerja dengan cara yang sama seperti televisi
dan radio. Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu,
kita memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar. Hal
yang sama terjadi pada multicasting, hanya saja kali ini komputer
dibuat hanya mendengar pakat data dengan IP address tertentu yang khusus
digunakan untuk keperluan multicasting. Untuk dapat mendengar paket multicast
dari server tertentu, komputer penerima memerintahkan card ethernet agar
\"mendengarkan\" paket dengan IP address tertentu, tempat
server memancarkan datanya.
Pihak pemancar yang harus
mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini agar client mengetahui ada
tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan IP address tertentu. Server multicast biasanya mengumumkan jadwal siarannya menggunakan protokol
yang dinamakan SDP ( Session Description Protocol). Dengan menggunakan protokol
ini , diumumkanlah informasi penting diantaranya :
- Nama dan deskripsi acara,
- Jadwal acara ini
- Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks )
- IP address dan nomor port yang digunakan.
Informasi ini kemudian di pancarkan menggunakan IP
address tertentu (dedicated) yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client
multicast tinggal mendengarkan informasi ini saja.
Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak
dipancarkan, komputer client kemudianmendaftar ke router multicast
yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini, multicast router mengetahui
ada client di networknya yang berminat mendengarkan siaran tertentu. Proses
pendaftaran ini dilakukan melalui protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group
Management Protocol )
Keamanan IP Multicast
Dalam merancang sistem komunikasi multicast, keamanan
dan efesiensi multicast menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan.
Masalah perancangan kemananan komunikasi multicast juga melibatkan perhatian
pada komunikasi point-to-point. Isu yang paling berkembang
dalam komunikasi multicast adalah otentikasi pesan (authenticity) dan
sifat kerahasiaan (secrecy). Sifat kerahasiaan berarti bahwa hanya
anggota grup multicast yang dapat mendeskripsikan data yang ditransmisikan. Ada
dua tipe dari sifat kerahasiaan ini, yaituephemeral secrecy dan long
term secrecy. Ephemeral secrecy berarti mengamankan bukan anggota grup
untuk kemudahan mengakses data yang ditransmisikan. Long term secrecy melakukan
proteksi keandalan data untuk waktu yang panjang.
Otentikasi menunjukkan adanya keterjaminan data yang
diterima adalah data yang asli tidak mengalami modifikasi. Group authenticity berarti
setiap anggota grup dapat mengenali apakah sebuah pesan dikirim oleh seorang
anggota grup. Source authenticity menunjukkan adanya
kemungkinan untuk mengidentifikasi pengirim dalam grup. Otentikasi ini penting
untuk memverifikasi data multicast yang diterima, bahwa data yang diterima
dijamin tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan sumber (source) aslinya.
Untuk menjamin masalah otentifikasi sumber dilakukan dengan mekanisme Message
Authentication Code (MAC), di mana setiap anggota mempunyai set kunci yang
berbeda.
Anonymity mencakup
penjagaan kerahasiaan identitas anggota grup dari anggota grup yang lain, atau
bahkan dari luar grup,selain itu menyembunyikan identitas pengirim untuk
data-data yang sifatnya rahasia. Pengamanan pada kontrol akses (access
control) adalah metoda pengamanan di mana hanya anggota-anggota yang
berhak saja dari suatu grup multicast yang mempunyai akses ke komunikasi grup
multicast. Masalah penanganan akses kontrol akan menjadi kompleks jika anggota
dapat bergabung atau meninggalkan grup pada setiap waktu.Maintaining
availability atau service availability penting dalam
memberikan proteksi terhadap layanan pembatalan dan serangan-serangan yang
tidak dikehendaki baik koalisi dari dalam maupun dari luar.
Di dalam sebuah skenario yang sederhana terdapat
sebuah group owner yang dapat dipercaya untuk memanajemen
keamanan grup. Peraturan-peraturan umum yang digunakan antara lain adalah
penanganan kontrol akses, pencatatan lalulintas dan penggunaannya, dan
penanganan kunci. Sebuah pendekatan untuk pendistribusian masalah kepercayaan
di dalam pusat sekuriti multicast adalah dengan menggunakan teknik threshold
cryptography dan proactive securitydengan menempatkan
sebuah center tunggal dengan pelayananan yang terdistribusi.
MBONE
Multicast adalah metoda komunikasi pada LAN yang
menghubungkan satu pengirim data dengan sekelompok penerima data. Multicast
memungkinkan hanya satu paket data yang dikirimkan kepada satu kelompok
penerima, tanpa bergantung pada banyaknya penerima data tersebut. Pengguna
jaringan multicast di Internet bergabung dalam suatu jaringan raksasa bernama
Mbone (Multicast Backbone)
Saat ini , Network Terbesar yang menjalankan prinsip
multicasting di Internet disebut sebagaiMulticast backbone , disingkat Mbone.
Mbone ini merupakan jaringan virtual di internet yang
terdiri dari beberapa \"multicast island\" (network
berukuran kecil dan sedang yang menjalankan protokol IP multicasting). Jika
hubungan antara network ini melaui jaringan yang non multicast,
paket multicast yang dikirim ke network tujuan dengan dibungkus dalam bentuk
paket Unicast. Hal ini disebut sebagai tunnelling.
Jika antara kedua jaringan sudah dijalankan protokol
routing multicast, tunneling tak perlu dilakukan. Beberapa protokol routing yang
umum dipakai untuk multicasting ialah : DVMRP (Distance Vector Multicast
Routing Protocol), PIM (Protocol Independent multicast) dan MOSPF (Multicast
OSPF) .
a. Distance Vector Multicast Routing Protocol (DVMRP)
DVMRP adalah multicast routing protocol yang
menyediakan mekanisme yang efisien untuk koneksi data yang dikirimkan ke group
dalam suatu jaringan internet. Protokol ini
secara periodik mengirimkan dua informasi ke router tetangga :
- Jarak hop berikutnya , metric hop berikutnya.
- Tujuan hop
berikutnya yang akan ditempuh.
Distance vector secara periodic mengirimkan tabel
routing ke router yang terdekat. Ketika router mengalami putus koneksi (down) ,
router distance vector akan mempelajari perubahan jalur atau tabel tersebut
masih ada pada jalur link tersebut sampai pada waktu tertentu. Jika waktu yang
diperlukan untuk menunggu respon dari router yang menerima kiriman tabel
routing melebihi waktu yang telah ditentukan maka router itu akan dihapus pada
tabel routing router tersebut. Router yang terdekat akan mengirimkan informasi
perubahan dari jalur melalui broadcast. Waktu
yang diperlukan untuk semua router didalam mengubah tabel routing dinamakan
konvergen. Konvergen didalam distance vector meliputi
:
- Setiap router menerima informasi routing yang
baru.
- Setiap router mengupdate table routing.
- Setiap router mengupdate metric tabel routing
dengan informasinya sendiri (menambah hop).
- Setiap router membroadcast semua informasi ke
router yang terdekat.
Proses konvergen didalam distance vector memerlukan
waktu yang lama , hal ini dikarenakan setiap router mengupdate table routing
mereka sendiri. Hal inilah yang akan mengakibatkan waktu yang lama. Akibat dari
ini akan mengakibatkan tidak terdistribusinya table routing ke router
terdekatnya.
Protokol distance vector merupakan protokol algoritma
routing yang memilih jalur berdasarkan jumlah hop yang paling kecil.Hop
merupakan jumlah router yang akan dituju sebelum paket data itu sampai ke
alamat tujuan.Protokol distance vector mengirimkan paket informasi table
routing mereka ke router yang terdekat.
b. OSPF
OSPF yang artinya Open Shortest Path First.OSPF ini
merupakan protocol link-state. Di dalam OSPF terdapat metode penggabungan
datebase link melalui penggunaan perbedaan subnet mask , penggabungan beberapa
rute-rute menjadi satu masukan rute di dalam database. Seperti misalnya
jaringan 192.168.1.0 sampai 192.168.254.0 , penggabungan rute akan menjadi
192.168.0.0 dengan subnet mask 255.255.0.0. Di dalam konfigurasi OSPF itu
sendiri terdapat semacam area-area (seperti Autonomous System) sebagai level
tingkatan yang tidak digunakan pada protokol. Router yang semua interfacenya
terhubung ke dalam satu area dinamakan router internal. Router yang hanya
terhubung dengan backbone dinamakan router backbone. Roouter yang terhubung
dengan area yang berbeda disebut router batas area (area border router).
Algoritma Multicast Routing
Beberapa algoritma telah diusulkan untuk membangun
jaringan multicast di mana paket-paket multicast dapat dikirimkan ke titik
tujuan. Algoritma ini dapat digunakan dalam penerapan protokol multicast
routing.
a. Flooding
Algoritma flooding yang telah telah digunakan pada
protokol seperti OSPF adalah teknik yang paling sederhana untuk mengirimkan
data multicast ke router pada sebuah jaringan. Pada algoritma ini, ketika
router menerima paket multicast maka router pertama-tama akan mengecek apakah
paket tersebut pernah sampai ke router atau paket tersebut untuk pertama
kalinya sampai ke router. Jika pertama kali, maka router akan meneruskan paket
tersebut ke semua interface, kecuali ke interface asal dari paket tersebut.
Dengan cara ini maka diyakini semua router akan menerima sedikitnya satu paket.
b. Spanning Trees
Pada algoritma
ini, hanya ada satu active path di antara dua router. Ketika router menerima suatu paket multicast, router
akan meneruskan paket ke semua jaringan yang merupakan bagian dari spanning
tree. Informasi yang harus dijaga oleh router adalah variabel boolean yang
menunjukkan apakah jaringan merupakan bagian dari spanning tree atau bukan.
c. Reverse Path Broadcasting (RPB)
Algoritma RPB sering digunakan pada MBone ( Multicast
Backbone). Algoritma ini merupakan modifikasi dari algoritma spanning trees.
Pada algoritma ini, ketika router menerima suatu paket multicast pada link
\"L\" dan dari sumber \"S\", router akan memeriksa dan
melihat apakah link L merupakan jalan terpendek menuju S. Jika iya,
paket akan diteruskan pada semua link kecuali L.
d. Truncated Reverse Path Broadcasting (TRPB)
Algoritma TRPB
hadir untuk mengatasi kekurangan pada algoritma RPB. Dengan menggunakan
protokol IGMP protokol, maka sebuah router dapat menentukan apakah anggota dari
kelompok multicast ada pada subnetwork atau tidak ada. Jika subnetwork tidak mempunyai router yang berhubungan dengannya, router
akan memotong spanning tree.
e. Steiner Trees (ST)
Pada algoritma RPB dan TRPB, alur terpendek antara
titik sumber degan masing-masing titik tujuan digunakan untuk mengirimkan paket
multicast. Tetapi algoritma tersebut tidak meminimalkan penggunaan sumber daya
jaringan.
No comments:
Post a Comment